tag:blogger.com,1999:blog-28673152424404581512024-03-12T12:52:39.122+08:00Air Mengalir Sampai JauhKumpulan catatan dan coretan-coretan dari I Komang Gde SubagiaGejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.comBlogger179125tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-39656485561331403232024-02-25T22:15:00.076+08:002024-03-03T11:16:43.717+08:00Kembali ke PilianaCuaca berubah cepat di Binaiya. Selepas siang, kabut berdatangan. Awan tebal kelabu bergulung-gulung. Mendung makin pekat. Ini seperti hari-hari kemarin. Hujan selalu turun saban sore.Sepatu dan celana yang kotor ketika turun ke Aimoto.(Foto oleh Abdul Kholik)Pos 6 WaifukuSelepas tengah hari, setelah beristirahat cukup lama di bawah pohon jomblo, kami semua turun. Menyusuri lagi jalur Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-35844317488199970982024-02-21T22:50:00.020+08:002024-03-03T10:33:33.473+08:00Pegunungan SembilanBagi masyarakat di Pulau Seram, Gunung Binaiya lebih dikenal dengan sebutan Pegunungan Sembilan. Hal itu dikarenakan puncak yang berjumlah sembilan. Apa saja? Beberapa di antaranya saya ceritakan di tulisan ini.Pagi merekah di Binaiya.Tampak salah satu puncakan dari Pegunungan Sembilan.Dini HariPukul satu dini hari, saya sudah bangun. Udara dingin mendera. Ketinggian Isiali, yang melebihi 2000 Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-48351266979720274062024-02-15T23:00:00.218+08:002024-03-03T10:33:27.185+08:00Dari Aimoto ke IsialiSaya mendengar burung-burung berkicau menyambut pagi di sekitar Aimoto. Lalu merasakan sinar matahari menyusup, melalui celah-celah dinding selter yang saya tempati. Bangun dari tidur, saya teringat kisah semalam. Tentang mahluk-mahluk menyeramkan dan masih terngiang di telinga. Di luar, tajuk hutan seperti menyembunyikan kisah misteri yang sunyi.Perjalanan menuju Isiali.Kisah Pemburu Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-2216542791811749842024-02-07T17:30:00.032+08:002024-03-03T10:33:20.644+08:00Menuju AimotoPagi merekah di Negeri Piliana. Udara terasa sejuk dan segar. Walaupun desa ini berketinggian empat ratusan meter dari permukaan laut, suasananya seperti ada di atas awan. Lembah terhampar di bawah. Perbukitan hijau di sekeliling. Laut Banda yang biru di kejauhan.Perjalanan menyusuri sungai kecil pada hari pertama pendakian.(Foto oleh Abdul Kholiq)Tempat Nongkrong AsyikAda yang menggelitik di Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-21087075387878423192024-02-03T13:30:00.306+08:002024-03-03T10:33:12.392+08:00Negeri PilianaSaya duduk menunggu di lorong. Melihat poster-poster besar yang terpasang di dinding. Ada peta kawasan taman nasional, foto burung-burung, dan juga struktur organisasi pegawainya. Sedikit bosan. Tiga puluh menit telah berlalu di Kantor Balai Taman Nasional Manusela, di salah satu sudut Kota Masohi.Jalan menuju Negeri Piliana.Mendapatkan SimaksiSetelah menempuh tiga jam perjalanan dari Saleman, Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-5723764397494597362024-01-28T14:00:00.224+08:002024-03-03T10:33:06.403+08:00Negeri Saleman"Bli... Bli... Ayo, bangun! Kita sudah sampai." Dion memanggil dari belakang kursi. Saya menguap dan melihat sekeliling. Di balik jendela mobil, terlihat teluk biru di bawah perbukitan hijau. Hari sudah pagi, tapi matahari tertutup awan. Cuaca mendung.Salah satu pantai di Negeri Saleman.Berangkat Saat Pagi ButaBeberapa jam sebelumnya di Masohi. Saat subuh, masih gelap, dan saya masih mengantuk; Gejorhttp://www.blogger.com/profile/16473974272504046572noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-88988735659141146882024-01-22T17:00:00.149+08:002024-03-03T10:33:00.507+08:00Berangkat ke SeramIni adalah catatan perjalanan saya, yang berkisah tentang penyeberangan dari Pelabuban Tulehu di Ambon ke Pelabuhan Amahai di Seram. Menuju ibu kota Kabupaten Maluku Tengah di Masohi. Menggunakan kapal cepat express yang berangkat sore. Sedikit terpaksa, karena sebelumnya kami telah ditinggal oleh kapal yang berangkat pagi.Berangkat ke Seram.Dua orang penumpang yang duduk di tepian kapal saat Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-19672548997921746612024-01-19T06:00:00.086+08:002024-03-03T10:32:53.824+08:00Jalan Lain ke Tulehu"Bli. Siap-siap! Sopir sudah bergerak untuk menjemputmu. Mobilnya warna putih." kata Adul melalui pesan Whats App di pagi yang baru saja merekah. Saya juga melihat satu panggilannya yang tak terjawab di layar telepon. Segera saya balas dengan singkat: okay!Sebuah kapal merapat di Pelabuhan Tulehu.Ke Bandara LagiHari ini adalah waktunya berangkat ke Pulau Seram. Saya dan teman-teman pendakian Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-43254487773980685742024-01-15T23:25:00.116+08:002024-03-03T10:32:47.732+08:00Kota Musik dan Trauma Masa LaluAmbon City of Music. Walaupun saya membacanya terbalik, tulisan raksasa itu seperti menyambut. Posisinya membelakangi saya. Itu terlihat di tepi pantai Teluk Ambon, saat dalam perjalanan dari Bandara Pattimura menuju pusat kota. Seikonik itukah Ambon dengan musik?Motif trotoar di Kota Ambon.Kota Musik DuniaPikiran saya melayang ke belasan tahun lalu. Pada masanya, lagu Januari begitu populer Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-70532221870266365212024-01-11T21:00:00.060+08:002024-03-03T10:32:41.455+08:00Ambon Manise...Waktu hujan sore-sore.Kilat sambar pohon kenari.E jojaro deng mongare.Mari dansa dan menari.Pukul tifa toto buang.Kata balimbing di kereta.Nona dansa dengan tuan.Jangan sindir nama beta.E menari sambil goyang badane.Menari lombo pegang lenso manise.Rasa rame jangan pulang dulue.Itu adalah lirik lagu lama dari Ambon. Judulnya Hujan Sore Sore. Jika tulisan bisa didengarkan, maka kita yang Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-34085267366154474692024-01-07T21:17:00.039+08:002024-03-03T10:32:35.322+08:00Perjalanan PanjangPagi mulai menjelang. Langit terlihat memerah di angkasa timur. Saya yang 'tertidur ayam' di kursi dekat jendela, perlahan mulai menggeliatkan badan. Pesawat yang saya tumpangi, sebentar lagi akan mendarat di Ambon. Rasanya, ingin sekali segera tiba di sana.Pagi itu, ketika pesawat yang saya tumpangi mulai terbang rendah menuju Ambon.Perjalanan Panjang dari DenpasarDari Denpasar, kota tempat sayaGejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-50149642843505362152023-12-05T13:43:00.015+08:002024-01-11T14:19:54.764+08:00Piodalan Sukra Umanis KelawuApa yang bisa diceritakan dari kegiatan rutin? Seperti piodalan enam bulan sekali dalam keluarga besar saya di Bali? Sebuah upacara peringatan berdirinya pura keluarga. Yang kali ini diperingati pada awal Desember 2023, tepat tanggal satu, Sukra Umanis Kelawu 1945 Saka.Jika hanya kabar dan cerita, tentu ada saja yang bisa dituliskan. Segala sesuatu yang pasti selalu berubah seiring waktu. Yang Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-27784738517586032372023-11-19T01:01:00.020+08:002024-01-11T14:27:29.414+08:00Wa JawaSaya bersama Wa Jawa ketika melali ke Taman Nasional Way Kambas, 2007Namanya Ni Nengah Sukasih. Dalam arsip saya, ia tercatat lahir pada tahun 1950. Tapi kemudian diperbarui, tepatnya lahir pada tanggal 3 April 1944, di Klungkung, Bali. Meninggal dunia pada 7 November 2023 lalu, di Lampung.Saya atau beberapa kerabat biasa memanggilnya dengan panggilan Wa Jawa. Di mana kata 'wa' ini Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-44877449217524548682023-10-27T21:00:00.004+08:002024-01-20T13:13:02.412+08:00Kalembo Ade, Tambora!"Om Swastiastu" begitu saya membuka salam. Saat saya masuk ke halaman rumah, saya melihat seorang wanita sedang mejejaitan di teras. Yang kemudian saya ketahui adalah jero mangku istri. Ditemani seorang lelaki paruh baya, yang katanya adalah warga setempat.Kuda-kuda yang sedang merumput di padang sabana Doro NcangaPura Agung Udaya ParwataSaya masuk ke dalam kawasan pura. Ada lapangan yang Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-13885565388247388512023-10-25T21:00:00.018+08:002024-01-20T13:12:41.522+08:00Turun Gunung"Kretek... Kretek..." begitu saya dengar dari kejauhan. Itu bunyi kayu dan rerumputan terbakar.Asap tebal membumbung di bukit seberang.Kebakaran HutanMenjelang tengah hari, kami mulai turun dari Puncak Tambora. Dari jalur turun kami, saya melihat asap tebal di kejauhan. Mengepul di sela-sela pepohonan. Awalnya saya mengira itu adalah awan. Tapi suara samar kretek kretek segera menyadarkan, bahwa Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-53390005484290284372023-10-21T21:00:00.037+08:002024-01-20T13:12:29.744+08:00Atap Sumbawa "Tit... Tit... Tit..." alarm saya berbunyi. Saya membuka mata. Walaupun masih mengantuk, saya bangun. Memaksa diri keluar dari kehangatan kantong tidur di dalam tenda.Salah satu puncakan kecil di sisi Kaldera Tambora.Bersiap ke PuncakJam menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Tiba waktunya untuk bergerak. Tiga puluh menit lagi, kami akan mulai mendaki ke puncak . Saya sudah mengemas Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-9050492608374585782023-10-18T21:15:00.170+08:002024-01-20T13:12:19.466+08:00Kenapa Tambora?"Bli. Kenapa memilih untuk mendaki Gunung Tambora?" tanya Abdul pada saya. "Karena belum pernah" begitu saya menjawab. Cukup singkat dan jelas. Sejenak, kami sama-sama diam. Lalu tertawa. Jawaban saya adalah alasan yang masuk akal, bukan?Kenapa Tambora?Kenapa Tambora?Abdul sedang membuat rekaman video. Pertanyaannya tadi, ditanyakan juga pada rekan-rekan yang lain. Jawaban yang keluar beragam. Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-5419992967990451542023-10-15T21:00:00.121+08:002024-01-20T13:12:06.350+08:00Memulai Pendakian"Kalembo ade!" begitu yang saya baca. Sebuah pesan masuk di Whats App Group Pendakian Argopuro yang sesekali masih aktif. Terdengar asing. Itu adalah balasan dari Aji, seorang teman di grup tersebut. Ia mengomentari foto yang saya kirim ke sana.Petunjuk di jalur pendakian yang menerangkan arah jalan ke puncak.Kalembo AdeSaya mendengar kosa kata itu beberapa kali. Disebutkan oleh Pak Man semenjak Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-34388406147021990812023-10-11T21:00:00.037+08:002024-01-20T13:09:54.850+08:00Sejenak di Bima"Nanti Gunung Tambora kelihatan", ucap seorang lelaki paruh baya yang duduk di samping saya. Kami ada di dalam pesawat tujuan Bima di Sumbawa. Sedang bersiap lepas landas dari bandara di Lombok, tempat saya transit beberapa puluh menit setelah terbang dari Bali.Masjid terapung di Pantai Amahami Bima.Dari Jendela PesawatSaya duduk di dekat jendela. Di deretan kursi sebelah kiri. Lelaki itu tahu, Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-84911129549701182072023-04-13T23:14:00.007+08:002023-04-13T23:31:44.197+08:00Lesung dan Misteri NagalokaGunung Lesung adalah salah satu puncakan di Pegunungan Bali Tengah. Berdasarkan peta digital, tingginya 1.865 meter dari permukaan laut. Secara administratif, berlokasi di Kabupaten Buleleng. Termasuk bagian dari Cagar Alam Batukaru, cagar alam satu-satunya yang ada di Bali.Gunung Lesung dilihat dari kawasan Danau TamblinganDua KaliSampai saat saya menulis catatan ini, saya sudah mendaki Gunung Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-18462575449322852642022-12-19T08:00:00.002+08:002022-12-20T18:59:28.332+08:00Kali Ini Mendukung MessiTangkapan layar dari Story Instgram Mario Gotze. Messi sebelah kiri ketika kalah dari Jerman di Piala Dunia 2014. Messi sebelah kanan ketika menjuarai Piala Dunia 2022.Jakarta, Juli 2010 silam. Saya teringat pertandingan perempat final Piala Dunia antara Jerman dengan Argentina. Waktu itu saya bersorak girang ketika Thomas Muller dan kawan-kawan menang empat gol tanpa balas melawan pasukan Diego Gejorhttp://www.blogger.com/profile/16473974272504046572noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-75742687934288662602022-07-05T15:29:00.003+08:002022-07-05T17:57:13.747+08:00Mendaki Gunung AbangGunung Abang adalah gunung tertinggi ketiga di Bali, setelah Gunung Agung dan Gunung Batukaru. Tingginya 2.152 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namanya kalah tenar dibandingkan dengan Gunung Batur, gunung tetangganya, yang berlokasi dalam satu kawasan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.Lereng Gunung Abang di Kintamani, BaliWilayah Kaldera Batur di Bali tempoat Gunung Abang berada.Peta Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-74426558133654102992022-02-25T00:14:00.045+08:002022-03-09T13:18:47.275+08:00Kopi PetangBuah kopi yang masih hijau di salah satu kebun.Hujan turun ketika saya baru saja melalui Jembatan Bangkung, perbatasan dua desa di Kecamatan Petang, di Kabupaten Badung : Desa Pelaga dan Desa Belok Sidan. Lalu pemandangan sawah dan kebun kembali membentang di sepanjang jalur perjalanan. Puncak-puncak bukit diselimuti kabut. Kemudian, saya mengarahkan mobil untuk masuk dan parkir di halaman sebuahGejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-54395199791634179642022-01-27T10:15:00.004+08:002022-01-27T10:42:43.131+08:00TengananSaya tiba di sebuah desa tua ketika hari beranjak sore. Jalanan beraspal yang saya tempuh telah berakhir. Berujung di desa tua itu, desa yang bernama Tenganan. Yang berlokasi di antara perbukitan hijau. Saat itu, langit terlihat berselimutkan awan-awan mendung. Desa Tenganan Pegringsingan.Tenganan adalah sebuah desa di Kecamatan Manggis, di Kabupaten Karangasem, Bali. Yang menjadi spesial Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867315242440458151.post-25110963365740222582022-01-18T18:51:00.004+08:002022-01-19T00:19:12.437+08:00Puncak ManguSalah satu gunung yang ada di Bali adalah Gunung Catur. Merupakan gunung tertinggi keempat di Pulau Dewata. Tingginya 2.096 meter dari atas permukaan laut (mdpl). Namanya tidak begitu dikenal, bahkan oleh masyarakat Bali sendiri.Tapi jika menyebut titik tertingginya yang bernama Puncak Mangu, maka akan lebih banyak orang yang tahu. Atau setidaknya pernah mendengar nama tersebut.Puncak Mangu di Gejorhttp://www.blogger.com/profile/07380438786008738499noreply@blogger.com0